Sabtu, 06 Maret 2010

Panorama Ranu Kumbolo Yang Eksotis


Saat lelah mendaki, ku singgah sejenak di Ranu Kumbolo dan menikmati pemandangan yang luuuuuuuuaaaaaaaaaaaarr biasaaaaaaaaaaa....
Lumajang, 5/3 (ANTARA) - Gunung Semeru merupakan gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, gunung tersebut merupakan salah satu gunung aktif yang terletak pada ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut.
Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko yang selalu menyemburkan asap disertai material vulkanik.
Di lereng gunung tertinggi tersebut, terdapat sebuah danau yang memiliki pemandangan yang sangat memukau dan eksotis yakni Ranu (danau) Kumbolo.
Kepala Bidang Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di Lumajang, Anggoro Dwi Sujiharto, mengatakan, banyak pemandangan yang sangat indah menuju ke puncak Semeru, salah satu di antaranya adalah Ranu Kumbolo.
"Biasanya para pendaki yang hendak melakukan perjalanan menuju ke puncak Semeru akan beristirahat atau mendirikan tenda di tepi danau yang eksotis ini," kata Anggoro.
Untuk menuju ke Ranu Kumbolo, wisatawan bisa menempuh perjalanan melalui Kota Malang atau Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Dari terminal kota Malang, anda bisa naik angkutan umum menuju desa Tumpang dan berhenti di terminal Tumpang. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan naik angkutan truk sayuran atau menggunakan jep yang disewakan oleh penduduk sekitar menuju ke Ranu Pani.
"Sebelum menuju ke Ranu Pani, wisatawan harus mampir ke pos TNBTS di Gubugklakah untuk mendapatkan izin pendakian," katanya.
Apabila wisatawan berangkat dari Lumajang, mereka harus menuju ke Desa Ranu Pani di Kecamatan Senduro dengan menggunakan kendaraan pribadi atau naik ojek di sekitar pasar Senduro.
"Wisatawan atau pendaki Semeru yang berangkat dari Lumajang harus memperoleh surat izin dari pos TNBTS di Desa Ranu Pani," katanya.
Ia menjelaskan, perjalanan wisata menuju Ranu Kumbolo memang membutuhkan fisik yang kuat dan perbekalan yang cukup, sehingga wisatawan harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik.
"Pemandangan sepanjang perjalanan menuju Ranu Kumbolo sangat memukau, namun pendaki harus tetap waspada dan hati-hati," katanya.
Dari pos TNBTS di Ranu Pani, anda dapat melakukan perjalanan sekitar 5 kilometer menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, kemudian anda akan tiba di Watu Rejeng. Disini terdapat batu terjal yang sangat indah.
Pemandangan sangat indah juga dapat dilihat ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Terkadang pendaki dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru.
"Perjalanan dari pos TNBTS Ranu Pani menuju ke Ranu Kumbolo membutuhkan waktu sekitar lima hingga enam jam, tergantung kemampuan masing-masing wisatawan," katanya.
Di Ranu Kumbolo, pendaki dapat mendirikan tenda atau beristirahat di sebuah pondok pendaki (shelter).
Pendaki juga bisa menikmati pemandangan indah di tepi danau yang airnya bersih dan jernih. Banyak terdapat ikan dan burung belibis liar di sana.
Pemandangan yang tidak boleh terlewatkan di tepi Ranu Kumbolo adalah saat matahari terbit (sunrise) muncul dari balik bukit. Panorama eksotis dan memukau di Ranu Kumbolo tidak akan terlupakan oleh pendaki atau wisatawan yang pernah ke sana.
"Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 mdpl dengan luas 14 hektare. Memag benar pemandangannya cukup indah di sana," katanya.
Ia menjelaskan, rute jalur pendakian Semeru yang harus dilalui antara lain Ranu Pani - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo - Oro-oro Ombo - Cemoro Kandang - Jambangan - Sumbermani - Kalimati - Arcopodo - Cemoro Tunggal - Mahameru.
"TNBTS biasanya menutup jalur pendakian ke Semeru selama musim hujan karena khawatir terjadi longsor dan badai yang dapat membahayakan para pendaki," katanya.
Hampir Setiap tahun, kata dia, TNBTS menutup jalur pendakian Semeru selama empat bulan terhitung sejak Desember hingga April, sehingga wisatawan juga harus memperhatikan hal tersebut.
"Penutupan jalur menuju obyek wisata Semeru juga bertujuan 'recovery' ekosistem di kawasan gunung tertinggi di Pulau Jawa itu," katanya.
Sebelum jalur pendakian Semeru dibuka, kata Anggoro, petugas TNBTS akan melakukan survei jalur pendakian untuk memastikan jalur tersebut tetap bisa dilewati dan aman bagi pendaki.
Anda yang suka melakukan perjalanan wisata penuh tantangan, obyek wisata panorama Ranu Kumbolo merupakan salah satu pilihan yang luar biasa, namun anda harus menunggu pembukaan jalur pendakian lebih dulu.
Namun anda juga harus membawa perlengkapan baju hangat dan perbekalan makanan yang cukup karena suhu udara di sana sangat dingin.
Di Ranu Kumbolo, anda akan menemukan obyek wisata dengan panorama alam yang memukau dan masih alami.Selain itu, anda juga bisa memancing ikan air tawar di sana.

MENANTANG MAUT DEMI MENGGAPAI PESONA MAHAMERU


Sepenggal cerita singkat perjalananku ke gunung tertinggi di Pulau Jawa bersama kawan-kawan Organisasi Pencinta Alam (OPA) Mapalus FISIP Universitas Jember.

Lumajang, 30/12 (ANTARA) - Udara dingin mulai terasa sejak memasuki kawasan Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Bahkan sepanjang perjalanan menuju pos pendakian Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Resort Ranu Pani, hujan mengguyur kawasan setempat. Setelah hujan turun, beberapa saat kemudian muncul kabut yang cukup tebal menyelimuti sepanjang jalan menuju kaki Gunung Semeru di Desa Ranu Pani, sehingga kendaraan harus berhati-hati karena jarak pandang kurang dari 10 meter saja. Kendati musim hujan di bulan Desember ini, sejumlah pendaki dari berbagai kota terus berdatangan di pos TNBTS di Desa Ranu Pani untuk melakukan pendakian ke Gunung Semeru karena biasanya jumlah pendaki yang naik ke Semeru meningkat pada musim liburan. Sebelum melanjutkan perjalanan pendakian, para pencinta alam yang melakukan pendakian ke Gunung Semeru harus meminta izin di kantor TNBTS Resort Ranu Pani. "Kami harus meminta izin dan menyampaikan jumlah rombongan kami yang akan melakukan pendakian ke Semeru supaya pihak TNBTS bisa mengetahui berapa banyak dan siapa saja yang akan melakukan pendakian," kata anggota organsasi pencinta alam (OPA) Mapalus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember, Datuk Erwin Kurniawan, Kamis (24/12). Gunung Semeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya yang dikenal sebagai Mahameru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko yang selalu menyemburkan asap disertai material vulkanik. Posisi gunung tertinggi di Pulau Jawa ini terletak diantara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06' LS dan 120°55' BT. Menurut Datuk, pendakian yang dilakukan oleh OPA Mapalus FISIP tahun 2009 ini tidak bisa naik ke puncak Semeru karena pengelola TNBTS membatasi pendakian hanya di kawasan Kalimati. Pendakian dilakukan hingga Ranu Kumbolo karena ada beberapa anggota OPA Mapalus yang sakit. "Imbauan dan prosedur pendakian hingga Kalimati harus dipatuhi demi keselamatan nyawa kami. Namun tidak sedikit pendaki yang nekat naik ke Mahameru demi mendapatkan kepuasan batin bisa menjejakkan kaki di puncak Semeru," katanya. Ia menjelaskan, rute jalur pendakian Semeru yang harus dilalui antara lain Ranu Pani - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo - Oro-oro Ombo - Cemoro Kandang - Jambangan - Sumbermani - Kalimati - Arcopodo - Cemoro Tunggal - Mahameru. "Untuk melakukan pendakian dari Ranu Pani menuju puncak Semeru dan kembali ke Ranu Pani dibutuhkan waktu minimal empat hari," katanya. Ia mengatakan, pendakian ke Gunung Semeru memerlukan persiapan yang cukup matang baik fisik maupun mental supaya perjalanan pendakian tidak mengalami hambatan dan tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. "Apabila kami tidak mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, maka kemungkinan terburuk bisa terjadi seperti yang dialami beberapa pencinta alam yang harus menghembuskan napas terakhirnya di puncak Semeru," katanya. Perjalanan dari Ranu Pani menuju Ranu Kumbolo (2.400 mdpl) membutuhkan waktu sekitar lima jam, namun faktor cuaca juga sangat mempengaruhi cepat atau lambatnya perjalanan menuju kawasan danau yang cukup indah. Kawasan Ranu Kumbolo sering dijadikan tempat peristirahatan pertama bagi para pendaki yang ingin melanjutkan perjalanan menuju puncak Semeru. "Pendakian pada bulan Desember ini, kami terpaksa menempuh perjalanan Ranu Pani-Ranu Kumbolo selama tujuh jam karena hujan deras mengguyur sepanjang perjalanan dan ada anggota kami yang sakit di Watu Rejeng," paparnya. Ia mengemukakan, rute jalur pendakian terberat adalah kawasan Arcopodo (2.900 mdpl) menuju Mahameru yang ditempuh selama empat jam dengan melewati bukit pasir yang sangat curam dan kemiringannya sekitar *** derajat. "Ketika kaki kami melangkah sebanyak lima langkah di kawasan Arcopodo, langkah kami mundur sebanyak dua langkah karena medan bukit pasir di Arcopodo kondisinya kurang stabil dan mudah longsor," katanya. Perjalanan menuju puncak Semeru harus ekstra hati-hati karena tidak sedikit pencinta alam yang tewas saat menapakkan kaki di puncak Mahameru seperti yang dialami oleh Soe Hok Gie pada tahun 1969. Gie meninggal bersama temannya Idhan Lubis karena menghirup gas beracun dari Kawah Jonggring Saloko. Sejumlah prasasti yang dibuat oleh teman dan keluarga para pendaki yang tewas di sepanjang jalur menuju Mahameru membuat pendaki yang hendak naik ke puncak Semeru semakin pasrah terhadap takdir yang ditentukan oleh Allah SWT. Prasasti tidak hanya diletakkan di kawasan Arcopodo, di kawasan Ranu Pani juga terdapat sebuah prasasti pencinta alam bernama Rommy Defianto yang tewas pada tahun 2002 lalu. Dalam prasasti itu tertulis sebuah puisi: Dengan tiada raga kutelusuri jejak Mu Hanya dengan jejak kakiku kugapai puncak Mu Inilah salam cintaku pada Mu Hingga kuterbaring di sisi Mu "Kami pasrah apa pun yang terjadi pada saat menuju puncak Semeru. Di kawasan Arcopodo sering terjadi badai dan angin kencang, bahkan sejumlah pendaki sempat terhempas dan nyaris tewas diterjang badai yang cukup ekstrim menuju Mahameru," kata Datuk. OPA Mapalus, kata dia, pernah mendapat pengalaman yang cukup menegangkan karena seorang teman dalam kelompoknya tersesat di Arcopodo, padahal cuaca saat itu tidak bersahabat. Sejumlah aktivis Mapalus akhirnya melakukan pencarian di kawasan Arcopodo dan beruntung teman yang tersesat berdiam diri dan tidak melanjutkan perjalanan. "Saya khawatir karena jalur yang diambil oleh teman kami salah dan berujung pada jurang yang dalamnya 75 meter, namun beruntung teman kami tidak melanjutkan perjalanan dan hanya menunggu kedatangan kami yang melakukan pencarian," katanya. Hal senada juga disampaikan oleh anggota OPA Mapalus lainnya, Tapai Arista Kurnia yang sudah tiga kali naik ke puncak Semeru beberapa tahun lalu. "Memang butuh perjuangan yang cukup keras untuk naik Gunung Semeru hingga menggapai puncak tertinggi di Pulau Jawa ini," kata Tapai. Mahasiswa asal Bondowoso ini sempat trauma saat menggapai puncak Semeru untuk pertama kalinya pada tahun 2004 lalu. "Saya sempat frustasi ketika melangkahkan kaki di kawasan Arcopodo menuju Mahameru. Kaki saya terasa berat karena debu vulkanik dari Jonggring Saloko cukup tebal hingga semata kaki, dan rasanya tidak akan pernah sampai kaki ini melangkah hingga puncak Semeru," katanya. Ketika sampai di puncak Semeru, lanjut dia, betapa bangganya bisa melihat fenomena yang luar biasa yakni melihat semburan asap dari Jonggring Saloko yang menyemburkan batuan vulkanik dan debu setiap 15-30 menit sekali. "Kami menyebut gumpalan asap itu sebagai 'wedhus gembel' karena bentuknya menyerupai kambing gibas yang sungguh luar biasa," kenangnya. Ia mengemukakan, tidak semua pendaki bisa menggapai puncak Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa ini. Bahkan sebagian pendaki harus merelakan nyawanya demi menggapai Mahameru. "Tidak sedikit masyarakat awam mengatakan para pendaki menantang maut untuk menggapai puncak Semeru. Namun bagi kami, ada kepuasan batin tersendiri yang tidak bisa disampaikan dengan kata-kata, ketika pendaki sudah menaklukan Mahameru," katanya. Saat di puncak Semeru, pendaki tidak boleh terlalu lama berada di kawasan puncak karena seluruh pendaki harus meninggalkan kawasan Mahameru sebelum pukul 10:00 WIB. Asap beracun dari kawah Jonggring Saloko biasanya menyembur pada saat itu dan dapat menyebabkan kematian bagi para pendaki. "Meski hanya lima menit di Mahameru, kami bisa merasakan keindahan yang luar biasa dan sensasi yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata," paparnya. Untuk menuruni puncak Semeru, kata dia, pendaki juga harus tetap waspada karena bongkahan batu yang terkesan kokoh, ternyata mudah longsor dan tidak jarang material itu longsor secara tiba-tiba dan menimpa sejumlah pendaki yang berada di bawahnya. Sebagian pendaki terkadang tersesat ketika menuruni jalur dari puncak menuju Arcopodo karena mengambil jalur yang salah yang berujung pada jurang dengan kedalaman yang cukup curam hingga 75 meter atau yang akrab dikenal dengan Blank 75. "Seorang pendaki asal UGM Yogyakarta yang bernama Andika Listiyono ditemukan tewas di Blank 75 pada beberapa bulan lalu," katanya. Risiko terburuk yakni kematian, kata Tapai, sudah menjadi pertimbangan tersendiri bagi pencinta alam yang melakukan pendakian di sejumlah gunung api di Indonesia. Namun, seluruh pendaki tidak ingin meninggal saat menggapai sejumlah puncak gunung api di Indonesia, termasuk Mahameru. "Pendaki yang tewas biasanya karena kecelakaan terjatuh di jurang atau tersesat sehingga kehabisan perbekalan dan kelaparan. Pencinta alam biasanya dilatih untuk bertahan hidup (survive) selama beberapa hari di alam bebas," paparnya sambil menunjukkan sejumlah buku yang harus dipelajari oleh pencinta alam untuk bertahan hidup di hutan. Pencinta alam tidak boleh mengabaikan prosedur tetap dan larangan yang disampaikan oleh pengelola TNBTS dalam melakukan pendakian ke Gunung Semeru karena hal itu demi keselamatan para pendaki. "Kami sangat menyayangkan sebagian pendaki yang nekat ke Mahameru, padahal TNBTS membatasi pendakian hingga Kalimati pada bulan Desember ini. Biasanya pada musim hujan seperti ini sering terjadi cuaca buruk dan kawasan Arcopodo longsor sehingga jalur ke puncak tertutup longsoran material vulkanik," katanya. Sementara petugas polisi hutan TNBTS di Resort Ranu Pani, Joko Glemboch Puriady, mengatakan, sejak tahun 1969-2009 tercatat sebanyak 27 orang yang meninggal selama perjalanan menuju puncak Semeru, satu orang di antaranya adalah pendaki asal Jerman yang bernama Vonderbeck. "Vonderbeck meninggal di puncak Semeru. Sebagian besar, pendaki meninggal di kawasan puncak karena menghirup gas beracun atau terjebak di kawasan jalur lahar," tuturnya. Ia menjelaskan, tidak semuanya jasad pendaki yang hilang ditemukan, ada juga pendaki yang belum ditemukan hingga sekarang dan statusnya dinyatakan hilang. Namun ada juga pendaki yang ditemukan dalam kondisi selamat. "Pendaki yang naik ke puncak Semeru harus melakukan persiapan yang cukup dan tidak mengabaikan faktor cuaca yang terkadang ekstrim. Perbekalan juga harus dipertimbangkan supaya pendaki tidak kelaparan dan kehabisan perbekalan selama melakukan pendakian ke puncak Semeru," kata anggota tim SAR TNBTS ini. Selama bulan Desember ini, kata dia, TNBTS membatasi pendakian hingga Kalimati sesuai dengan rekomendasi Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung. "Kami sudah melarang mereka naik ke puncak Mahameru dan membatasi pendakian hingga Kalimati karena dikhawatirkan cuaca buruk terjadi di sana, namun saya yakin masih ada pendaki yang nekat naik ke puncak Semeru," kata pria yang akrab disapa Glemboch ini. Tim SAR TNBTS, lanjut dia, segera melakukan pencarian apabila mendapat laporan pendaki yang hilang di Gunung Semeru supaya nyawa pendaki bisa diselamatkan, apabila tersesat dan terluka. "Kami berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nyawa pendaki yang hilang dan tersesat, namun semuanya kembali kepada takdir Tuhan yang menentukan hidup dan matinya manusia," katanya. Jumlah pendaki ke Semeru sejak tanggal 6 Desember hingga 24 Desember pukul 15:30 WIB tercatat sebanyak 420 pendaki, tiga di antaranya pendaki dari wisatawan mancanegara. Ia berharap, para pencinta alam juga memperhatikan standar keselamatan untuk melakukan pendakian ke Gunung Semeru karena jenis gunung tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dengan gunung api lainnya, supaya pendaki tidak mati sia-sia di puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa ini.

Rabu, 22 April 2009

PERINGATAN HARI BUMI

KOMUNITAS PEDULI LINGKUNGAN JEMBER GELAR KARNAVAL HARI BUMI

Jember, 22/4 (ANTARA) - Ratusan mahasiswa Universitas Jember (Unej) yang tergabung dalam Komunitas Peduli Lingkungan (KPL) Jember menggelar karnaval Hari Bumi, Rabu sore, di double way Unej.
Mereka membawa miniatur globe dari Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember menuju ke double way Unej dengan menggunakan pakaian hitam-hitam sebagai simbol berkabung di Hari Bumi karena semakin luas kerusakan lingkungan di Jember.
Juru bicara KPL Jember, Hermin, menuturkan, mahasiswa prihatin dengan maraknya kerusakan lingkungan yang menyebabkan bencana di beberapa daerah.
"Bumi kita semakin rusak sehingga tidak ada lagi tempat untuk menghirup udara bersih," kata Hermin.
Selama ini, kata dia, peringatan Hari Bumi selalu dilakukan setiap tanggal 22 April, namun tidak ada tindakan yang bijaksana dari pemerintah untuk memperbaiki lingkungan.
"KPL hanya mengimbau agar semua orang bertanggungjawab dan peduli dengan lingkungan dengan cara yang paling sederhana, membuang sampah pada tempatnya," katanya menerangkan.
Sementara itu Komunitas Arisan Seni juga melakukan aksi teatrikal dalam rangka memperingati Hari Bumi dan bergabung dengan KLP di double way Unej.
Beberapa aktivis Arisan Seni melakukan aksi teatrikal dengan membawa miniatur gunung dan pohon yang alamnya sudah rusak akibat ulah manusia sehingga berdampak pada bencana.
Juru bicara Arisan Seni, Syamsul mengaku prihatin dengan kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia, khususnya di Jember.
"Jika kerusakan dibiarkan maka anak cucu kita tidak bisa menikmati alam yang indah," katanya menegaskan.
Beberapa aktivis yang menggunakan pakaian dari dedaunan, kata dia, mengelilingi aksi teatrikal untuk menyejukkan alam yang sudah rusak.
"Saat ini bumi sedang menangis karena alam semakin rusak akibat ulah manusia," katanya.
Aksi teatrikal itu juga di iringi dengan musik dan pembacaan puisi tentang alam oleh sejumlah aktivis peduli lingkungan. (Zumrotun Solicha)

Momentum Peringatan Hari Bumi

PMII JEMBER GELAR AKSI PERINGATI HARI BUMI

Jember, 22/4 (ANTARA) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jember, Jawa Timur, Rabu, menggelar aksi unjuk rasa menolak eksploitasi tambang di Jember, dalam rangka memperingati Hari Bumi di bundaran DPRD Jember.
Mereka membagi-bagikan selebaran ajakan untuk melestarikan lingkungan dan menggelar aksi teatrikal cinta lingkungan.
Ketua PMII Jember, Abdurrahman, Rabu, menuturkan, penambangan yang dilakukan oleh pengelola tambang di Jember menyebabkan kerusakan lingkungan sehingga terjadi bencana banjir dan tanah longsor.
"PMII dengan tegas menolak penambangan mangan di Silo dan mendesak Pemkab Jember mencabut izin pengelolaan tambang yang sudah dilakukan di Kecamatan Silo," katanya dengan tegas.
Menurut dia, Kabupaten Jember bukan merupakan wilayah penambangan sehingga tidak boleh dilakukan penambangan sama sekali.
"Penambangan yang ada di Jember hanya menyebabkan kerusakan lingkungan dan bencana," katanya menerangkan.
Ia menjelaskan, kerusakan hutan di Kabupaten Jember sudah semakin parah akibat penambangan dan penebangan kayu liar yang dilakukan oleh sejumlah pihak yang tidak bertanggungjawab.
"Tahun 2007 lalu, luas hutan yang gundul di lereng barat dan timur Hyang Argopuro tercatat sebesar 33.370 hektare, tahun ini diperkirakan lahan hutan yang gundul semakin meluas," katanya menerangkan.
Puluhan mahasiswa PMII bergerak dari bundaran DPRD menuju kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindang) Jember, mendesak Kepala Disperindag mencabut izin pengelolaan tambang di Kecamatan Silo.
Aktivis PMII, kata dia, terpalsa menyegel gerbang kantor Disperindag karena tuntutan mereka diabaikan dan tidak ditemui oleh Kepala Disperindag Jember, Hariyanto, dengan alasan yang bersangkutan tidak ada di kantor.
"Saya mengaku kecewa terhadap Kepala Disperindag yang tidak mau menemui aktivis PMII," katanya dengan nada kesal.
Terjadinya kerusakan hutan di Silo, kata dia, salah satu penyebabnya adalah pengelolaan tambang mangan sehingga Disperindag harus mencabut izin pengelolaan tambang mangan di Silo.
Para pengunjuk rasa akhirnya melanjutkan aksinya ke DPRD Jember mendesak agar anggota dewan menolak penambangan mangan yang dilakukan di Kecamatan Silo. (Zumrotun Solicha)

Selasa, 21 April 2009

TERTAWA BISA MENGURANGI RESIKO DIABETES

Tertawa Bisa Kurangi Risiko Diabetes



Beijing (ANTARA News/Xinhuanet- OANA) - Gelak tawa dapat membantu penderita diabetes meningkatkan kadar kolesterolnya dan menurunkan risiko penyakit pembuluh darah dan jantung, demikian hasil satu studi baru.

Menurut Lee Berk dari Loma Linda University, yang memimpin studi itu, pilihan gaya hidup berdampak mencolok pada kesehatan dan penyakit serta semua ini adalah pilihan antara tindakan pencegahan dan pengobatan.

Para peneliti membagi 20 pasien diabetes berisiko tinggi yang semuanya menderita darah tinggi dan hyperlipidemia (penyakit pembuluh darah dan jantung) ke dalam dua kelompok yang keduanya diberi obat diabetes standard.

Kelompok L diberi waktu 30 menit untuk menikmati humor yang mereka pilih, sementara Kelompok C --kelompok pemantau--- tidak. Proses itu berlangsung selama satu tahun pengobatan.

Sekitar dua bulan proses pengobatan, semua pasien di kelompok tertawa (Kelompok L) memiliki tingkat hormon epinephrine dan norepinephrine --dipandang sebagai penyebab stres-- lebih rendah.

Setelah 12 bulan, kolesterol HDL (kolesterol baik) telah naik 26 persen pada Kelompok L tapi hanya 3 persen di dalam Kelompok C.

Dalam pengukuran lain, protein C-reaktif, penanda radang dan penyakit pembuluh darah serta jantung, turun 66 persen pada kelompok tertawa tapi hanya 26 persen pada kelompok pemantau.

"Dokter terbaik mengerti bahwa ada campur tangan psikologis hakiki yang ditimbulkan oleh emosi positif seperti gelak tawa dengan riang-gembira, optimisme dan harapan," kata Berk.

Kendati demikian, Berk menilai tertawa menjadi obat yang bagus dan sama berharganya dengan obat diabetes, tapi berkeras bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan guna memastikan apa maksud dari semua hasil itu. (*)

Selasa, 17 Maret 2009

PENGGUNA BLOG BERALIH KE FACEBOOK

Sudah lama tidak membuka dan membuat tulisan di Blog karena sibuk dengan Facebook yang sekarang jadi tren di dunia jurnalis dan politikus. Hehehe3x

Padahal udah lama gak nulis di blog dan pingin nulis sesuatu yang berguna bagi masyarakat namun belum juga punya waktu karena keasyikan facebook sama teman2.

mungkinkan anda juga penggemar blog beralih ke demam facebook????

Kamis, 30 Oktober 2008

bunga raflesia


Bunga Raflesia Mini Mulai Mekar Di Meru Betiri

Jember---Bunga bangkai berukuran mini (Raflesia Zollingeriana) mulai mekar di kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) Jember. Tanaman yang terancam punah itu kini hanya bisa ditemukan di kawasan hutan TNMB di Bande Alit, Desa Andongrejo,Kecamatan Tempurejo-Jember dan kawasan Pantai Sukamade, Banyuwangi. "Jumlah populasinya pun sangat terbatas,'tutur Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan, TNMB, Nasrun Jamil, kepada Tempo, senin (27/10) siang.

Pantauan Tempo, ada empat (4) bunga Raflesia Zollingeriana yang mekar dan kini terlihat di kawasan hutan TNMB 'blok Krecek', Desa Andongrejo. Sedangkan di tiga (3) tempat penangkaran lainnya, belum terlihat tanda-tanda mekar.

Bunga yang mekar sempurna itu berdiameter 20 hingga 26 cm. Panjang cuping atau knop-nya antar 15 hingga 18 cm dengan lebar 10-15 cm. Bunga itu berwarna merah kecoklatan dengan bintik putih. Lubang diafragma berukuran antara 6 hingga 8 cm. Bunga itu hanya tumbuh di kawasan TNMB dengan pohon inang jenis "Tetra Stigma". tergolong holoparasit. Artinya, bunga merupakan satu-satunya organ tumbuhan yang dapat dilihat oleh mata manusia. Proses terbentuknya bunga diawali dengan pembengkakan di dalam akar tumbuhan inang. Selanjutnya terbentuk kuncup pada permukaan akar tumbuhan inang tersebut. Kuncup itu kemudian membesar.

Proses penyerbukan bunga dilakukan oleh lalat hijau (Lucilia sp.), lalat biru (Protocalliphora sp.), lalat abu-abu (Sarcophaga sp.), lalat mata hijau (Tabanus sp.) dan lalat buah (Drosophila melanogaster).
Selain jenisnya langka, bunga Raflesia Zallingeriana, yang berwarna merah muda, sungguh sangat indah. Sayangnya, Jamil menerangkan, masa mekarnya tidak terlalu lama, maksimal 1 minggu. Jika musim penghujan seperti ini, menurut Jamil, paling lama hanya 4 hari saja. Biasanya bunga itu mulai tumbuh an mekar di atas permukaan tanah pada bulan bulan mei hingga oktober.

Menurut Jamil, mekarnya bunga Raflesia Zollingeriana itu, sangat ditunggu-tunggu sebagian masyarakat. "Karena jenisnya langka, pihak TNMB berjuang keras untuk melindunginya,"katanya. Selain itu, Jamil menuturkan, TNMB juga tengah berpikir untuk mengembangkan opulasinya.

Informasinya, bunga Raflesia Zollingeriana selalu menjadi incaran sebagian masyarakat sekitar hutan. Bunganya punya nilai ekonomis tinggi, karena diyakini berguna untuk bahan obat-obatan, seperti kanker, dan obat untuk perempuan (merapatkan vagina). Di desa sekitar hutan TNMB di Bandealit dan Sukamade, katanya, banyak adanya pengepul atau penadah bunga raflesia dan tanaman obat lain yang merupakan bagian dari rantai perdagangan tumbuhan obat sebuah perushaan jamu terkenal di Indonesia.

Namun Jamil tak mau mengungkapkan perusahaan itu." Yang jelas sudah kita identifikasi dan berikan surat peringatan sejak dua tahun lalu,"katanya.

(*)MAHbub Djunaidy

Selasa, 07 Oktober 2008

Mohon Maaf Lahir Batin

zicha mau ngucapin minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir batin yach.......
Setiap manusia tidak luput dari salah dan khilaf....
Di hari yang fitri ini, Zicha minta maaf sebanyak2xnya agar hati kembali suci dan bersih








Sabtu, 06 September 2008

Ramadhan

Di bulan ramadhan hendaknya kita memperbanyak ibadah sesuai dengan perintah agama………………………
Selamat menjalankan ibadah puasa…………………

Sepuluh piagam kebahagiaan
1.pilih pekerjaaan yang kau sukai
2.perhatikan kesehatan
3.harus ada target dan tujuan hidup
4.berdamailah dgn kehidupan
5.jalani kehidupan yang sekarang jangan menyesali masa lalu dan jangan pula dihantui keresahan menghadapi esok
6.berpikir sebelum bertindak atau memutuskan
7.lihatlah orang yang lebih rendah dari anda
8.biasakan tersenyum ceria dan bergaul dgn orang yang optimis
9.berbuat untuk kebahagiaan orang lain.
10.memanfaatkan kesempatan yang baik dan menjadikannya halte penting untuk meraih kebahagiaan


peace n love

Selasa, 22 April 2008

HARI BUMI... BUMIku SAYANG, BUMIku MALANG

Hari Bumi yang di peringati setiap tanggal 22 April menjadi momentum desakan bagi semua pihak yang tidak peduli terhadap lingkungan dan hutan untuk buka mata dan hati terhadap dampak yang merugikan lingkungan. Pemanasan global atau global warming, bahasa kerennya, menjadi isu nasional berbagai gerakan aktivis lingkungan di seluruh dunia.

Namun kita prihatin sebagai bangsa Indonesia karena pemerintah kita mengeluarkan kebijakan pemerintah melalui PP No. 2 Tahun 2008 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Penggunaan Kawasan Hutan untuk Kepentingan Pembangunan di luar kegiatan kehutanan. Pemerintah mengeluarkan PP tersebut guna memberikan keleluasaan izin bagi 14 perusahaan tambang untuk melakukan pembukaan hutan lindung dan hutan produksi untuk kegiatan tambangnya, infrastruktur, dan jalan tol dengan tarif sewa seharga Rp 120 untuk hutan produksi dan Rp 300 per meter persegi per tahun. SUNGGUH IRONIS BAGI PERINGATAN HARI BUMI di Indonesia.

Kita sebagai warga yang baik mencoba untuk sadar pentingnya penghijauan dan perbaikan ekosistem lingkungan namun pemerintah tidak sadar akan dampak yang sangat kontroversial dan membahayakan ekosistem hutan. Kita tidak tahu, apakah anak cucu kita bisa menikmati udara bersih di Indonesia karena semakin hari hutan kita habis di sewa kan. Momentum hari bumi seharusnya menjadi introspeksi bagi semua pihak termasuk pemerintah yang memiliki kuasa lebih atas kebijakan yang di keluarkannya. Sungguh malang nasib bumi ku kini yang semakin gersang dan merana!!!!

Smoga momentum hari bumi tidaklah hanya sebagai slogan kampanye lingkungan sesaat dan dilupakan pasca perayaan hari bumi selesai. Kita bisa mengurangi pemanasan global di mulai dari rumah kita sendiri dengan menjaga lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan!!! CUKUP MUDAH BUKAN???